Jerman (Tak) Selalu Menang



Legenda Inggris, Gary Lineker, punya penjelasan sederhana apa itu sepak bola. Menurut striker yang menjadi ”top scorer” di Piala Dunia 1986 ini, sepak bola adalah permainan 11 melawan 11 yang akhirnya selalu dimenangi Jerman. Jadi, sebaiknya Jerman menang melawan Ghana pada laga penentuan Grup D, Kamis (24/6) dini hari WIB, atau analisis bernada canda Lineker itu tidak lagi lucu dan justru Jerman yang jadi tertawaan.

Para suporter Jerman sungguh tidak percaya dengan penglihatan mereka setelah tendangan penalti Lukas Podolski diselamatkan penjaga gawang Serbia, Vladimir Stojkovic, setidaknya karena saat terakhir kali pemain tim nasional Jerman gagal melakukan tendangan penalti, mereka belum lahir. Tidak sejak 1974 pemain Jerman gagal mengeksekusi tendangan 12 pas di luar adu penalti.

Waktu itu, pemain yang gagal mengeksekusi penalti adalah bintang Bayern Muenchen, Uli Hoeness, pada laga melawan Polandia. Setelah 36 tahun baru ada lagi pemain Jerman yang gagal mencetak gol dari titik penalti pada waktu normal, yakni Podolski, yang fatalnya membuat Jerman terancam gagal lolos ke babak kedua untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Ghana kini memimpin Grup D dengan empat poin, diikuti Jerman dan Serbia dengan tiga poin serta Australia satu poin, yang berarti keempat-empatnya memiliki peluang lolos. Jerman harus mampu mengalahkan Ghana jika ingin pasti lolos, tetapi hasil imbang akan cukup jika Serbia gagal mengalahkan Australia.

Pasukan Joachim Loew ini mengawali turnamen dengan gemilang, mencukur Australia 4-0. Namun, setelah striker Miroslav Klose dikartu merah, Serbia membanting mereka dari awang-awang kembali ke bumi dengan kekalahan 0-1. Baik Jerman maupun Ghana harus bisa tampil lebih baik daripada penampilan sebelumnya.

Loew dan kapten Philipp Lahm yakin, Jerman bakal lolos ke babak 16 besar. Cacau menambahkan, para pemain Jerman sangat yakin dapat mengatasi Ghana. ”Kami tahu kualitas kami dan tak ada keraguan kami mampu melakukannya,” ujar Cacau, striker Jerman kelahiran Brasil yang akan menggantikan Miroslav Klose yang terkena kartu merah melawan Serbia, dikutip AFP.

Laga ini juga diwarnai perang saudara antara Kevin-Prince Boateng dan Jerome Boateng. Keduanya adalah saudara satu ayah. Namun, Kevin-Prince memilih memperkuat negara asal ayahnya, Ghana, sedangkan Jerome memilih memperkuat negara ibunya, Jerman. Kevin-Prince bakal menjadi starter, sementara Jerome kemungkinan hanya menjadi cadangan.

Keduanya tidak lagi saling berbicara setelah Kevin-Prince melakukan tekel brutal yang membuat Michael Ballack absen karena cedera. Para pemain Jerman menolak melakukan balas dendam terhadap Kevin-Prince yang sebelum memilih Ghana adalah pemain timnas Jerman yunior mulai dari U-15 hingga U-21.

”Kami melawan Ghana, bukan Kevin-Prince Boateng,” kata Manajer Jerman Oliver Bierhoff. ”Perasaan mengenai satu orang harus disingkirkan.” Tim ”Panser” memang harus berkepala dingin jika tak ingin Ghana menjadi ranjau

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar